Kabar Duka di Letter E - Gunung Rinjani
Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, bukan sekadar gunung biasa. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, Rinjani adalah gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dan menjadi impian bagi banyak pendaki. Salah satu segmen yang paling memesona sekaligus ikonik dalam pendakian Rinjani adalah jalur Letter E. Letter E merupakan jalur dengan formasi jalanan yang berkelok tajam menyerupai huruf “E”. Terletak tak jauh dari Plawangan Sembalun, jalur ini menghadirkan panorama yang luar biasa—pemandangan luas savana, kabut tipis yang menggantung di lembah, serta sinar matahari pagi yang menari-nari di atas lereng. Saat melintasi Letter E, setiap langkah seperti disambut oleh harmoni alam yang tenang dan agung.
Namun, keindahan Letter E bukan tanpa tantangan. Jalur ini terkenal curam, sempit, dan berada di sisi tebing dengan kemiringan ekstrem. Banyak pendaki yang terpesona dengan jalur ini karena pemandangannya yang menawan, padahal dibutuhkan kehati-hatian dan stamina prima untuk melaluinya. Angin kencang dan bebatuan lepas menjadi ancaman serius. Terutama di musim kemarau, debu dan kerikil mudah membuat kaki terpeleset. Dibutuhkan konsentrasi tinggi, sepatu pendakian yang tepat, serta pengalaman mendaki yang memadai untuk melewati jalur ini dengan aman.
Pada bulan Juni 2025 ini, publik kembali dikejutkan dengan kabar duka dari Gunung Rinjani. Seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), dilaporkan terjatuh di sekitar jalur ekstrem Letter E dan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dasar jurang dengan kedalaman 600 meter. Tim SAR gabungan menghadapi tantangan besar dalam proses evakuasi, karena awalnya korban diperkirakan berada di kedalaman 400 meter. Namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, titik jatuh korban bergeser dan ditemukan lebih dalam. Rescuer dari Basarnas akhirnya berhasil menjangkau jasad Juliana pada malam hari, dan evakuasi dilakukan keesokan paginya karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Jenazah korban kemudian ditandu ke Posko Sembalun dan dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB. Tragedi ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pendaki untuk selalu mengutamakan keselamatan, mematuhi arahan petugas, dan mempertimbangkan pendampingan pemandu lokal dalam mendaki Gunung Rinjani.
Gunung Rinjani adalah mahakarya alam yang menawarkan keindahan dan pengalaman spiritual bagi siapa pun yang mendakinya. Namun seperti halnya keagungan alam lainnya, Rinjani juga menuntut penghormatan, tanggung jawab, dan kesadaran dari setiap pengunjungnya. Jalur Letter E adalah simbol keseimbangan antara pesona dan risiko. Dengan persiapan yang baik dan sikap yang bijak, pendakian Gunung Rinjani bisa menjadi pengalaman tak terlupakan yang mengubah cara kita memandang alam dan kehidupan.
-AYA-
Komentar
Posting Komentar