JIWA RAGAKU (masih) BERMAIN DENGAN HATI
Nampaknya
sudah lama sekali aku tidak pernah mencari keringat di lapangan ini, lapangan
Sidoarum. Jadwal kuliah yang sedang libur memaksa latihan futsal pun harus
terhenti sementara, ya mau gak mau jogging jadi acara wajib yang dilakukan
selama liburan agar kondisi fisik tetap prima. Lapangan yang cukup luas ini
memang sering digunakan oleh masyarakat sekitar untuk melakukan aktifitas
olahraga seperti sepak bola, jogging, senam, atau hanya sekedar menikmati
suasana yang nyaman di sini.
Sore hari yang sangat cerah
menemaniku untuk melakukan aktivitas di lapangan ini, menikmati udara sore yang
cukup segar sambil bermain bersama si kulit bundar. Usai bercengkrama mesra
dengan si kulit bundar, aku sempatkan waktu untuk beristirahat di tribun
penonton. Sebuah pemandangan yang sudah jarang terlihat dan terkenang oleh mata
dan otakku. Melihat sekelompok anak-anak memainkan bola sepak dengan begitu
gembiranya, dengan wajah yang berseri-seri dan semangat yang luar biasa.

Pemandangan yang sekali lagi aku
bilang sesuatu yang sudah sangat jarang ditemui dan aku lihat. Mereka bermain
dengan hati mereka, merasakan apa yang mereka mainkan mejadi bagian dari
kesenangan mereka, tanpa ada yang memaksa dan mewajibkan kalian harus begini
atau begitu. Kebahagian dan kebebasan itulah yang kurasa sudah jarang kumiliki
dan kunikmati selama ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa hati ini sudah tak
mampu lagi diajak menikmati sesuatu yang seharusnya dapat aku nikmati?
Dilain pihak, pelatihku dulu selalu
berkata “ apa saja yang terjadi
dilapangan, kalian mau menang atau sedang dalam keadaan kalah. Kalian harus
mampu mengendalikan emosi kalian, bermainlah dengan senang hati, apapun yang
terjadi tersenyumlah dilapangan. Itu akan membuat kalian bermain lebih bebas
dan tenang”. Serangkaian kata-kata inilah yang selalu kuingat, bahwa dalam
bermain ataupun bertanding, jangan terpengaruh dengan kondisi dan keadaan. Diri
kita sendirilah yang harus mampu menciptakan keadaan yang menyenangkan.
Lamunanku berhenti sejenak dan
sedikit menarik bibir ketika melihat seorang anak mencetak 1 goal ke gawang
lawannya, dia terlihat begitu puas mampu mencetak goal tersebut. Sebuah
senyuman yang harusnya mampu menemani kita dalam menghadapi setiap pertandingan
yang dilakukan. Mulai sekarang kembalilah menjadi orang yang bebas, yang mampu
mengendalikan diri kita sendiri. Karena sesungguhnya hati ini masih ingin
tersenyum bahagia bersama selamanya. 86,,
Komentar
Posting Komentar