
Pada awal Maret 2025, dunia pendakian Indonesia kembali berduka. Kabar duka kali ini datang dari Puncak Gunung tertinggi di Indonesia, Carstensz Pyramid, Papua. Dua sahabat petualang, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksona, mengembuskan napas terakhir di bawah puncak tertinggi Indonesia. Mereka diduga mengalami Acute Mountain Sickness (AMS), penyakit ketinggian yang kerap menyerang pendaki di wilayah ekstrem. Lilie Wijayanti adalah perempuan asal Malang yang berprofesi sebagai seorang perancang busana melalui usaha bisnis bernama La Belle Femme (LBF). Sama dengan Lilie, Elsa Laksona pun berasal dari Malang yang populer dikenal sebagai Mamak Gigi karena berprofesi sebagai dokter gigi. Lilie mengenal Elsa sejak duduk di bangku SMP dan memiliki kegemaran yang sama, yakni naik gunung. Mereka mulai mendaki bersama pada usia 18 tahun. Bahkan keduanya diketahui pernah mendaki gunung tertinggi di dunia Gunung Everest, Nepal pada 2019.
Mendaki gunung merupakan aktivitas yang menantang dan menyenangkan, namun terdapat risiko kesehatan yang harus diwaspadai, salah satunya adalah Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian akut. AMS sering dialami oleh pendaki yang naik ke ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl) tanpa aklimatisasi yang cukup. Kondisi ini bisa mengganggu perjalanan dan bahkan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
AMS adalah gangguan kesehatan yang terjadi akibat penurunan kadar oksigen di ketinggian tinggi. Ketika seseorang naik ke tempat yang lebih tinggi dengan cepat, tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi dengan perubahan tekanan udara dan kadar oksigen yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan berbagai gejala yang dapat menghambat aktivitas pendaki. Gejala AMS umumnya mulai terasa dalam beberapa jam setelah mencapai ketinggian tertentu dan dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa gejala umum AMS meliputi:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Pusing atau kehilangan keseimbangan
- Lemas dan kelelahan
- Kesulitan tidur (insomnia)
- Sesak napas
Pada kasus yang lebih parah, AMS dapat berkembang menjadi High Altitude Pulmonary Edema (HAPE) atau High Altitude Cerebral Edema (HACE), yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. AMS terjadi karena tubuh belum terbiasa dengan kondisi lingkungan yang memiliki kadar oksigen lebih rendah. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko AMS meliputi:
- Pendakian terlalu cepat tanpa aklimatisasi
- Kurangnya asupan cairan dan dehidrasi
- Riwayat AMS sebelumnya
- Aktivitas fisik berlebihan di ketinggian tanpa istirahat cukup
- Konsumsi alkohol atau obat penenang sebelum atau selama pendakian
Mencegah AMS lebih baik daripada mengobatinya. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Aklimatisasi: Lakukan pendakian secara bertahap dan beri waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian.
2. Hidrasi yang cukup: Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
3. Istirahat yang cukup: Jangan memaksakan diri untuk mendaki terlalu cepat.
4. Menghindari alkohol dan obat penenang: Konsumsi zat ini dapat memperburuk kondisi AMS.
5. Mengonsumsi makanan bergizi: Pastikan asupan makanan mengandung cukup karbohidrat dan protein untuk menjaga energi.
Jika gejala AMS mulai muncul, tindakan berikut dapat membantu mengurangi dampaknya:
- Beristirahat di ketinggian saat ini dan hindari naik lebih tinggi sebelum kondisi membaik.
- Turun ke ketinggian yang lebih rendah jika gejala semakin parah.
- Konsumsi obat-obatan, seperti acetazolamide untuk membantu aklimatisasi atau ibuprofen untuk mengurangi sakit kepala.
- Gunakan oksigen tambahan jika tersedia, terutama pada kasus yang lebih serius.
Acute Mountain Sickness (AMS) adalah kondisi yang sering dialami oleh pendaki gunung dan bisa menjadi serius jika tidak ditangani dengan baik. Mengenali gejala, memahami faktor risiko, serta menerapkan langkah pencegahan dapat membantu pendaki menikmati perjalanan tanpa mengalami dampak buruk dari penyakit ini. Dengan persiapan yang matang dan kehati-hatian, mendaki gunung dapat menjadi pengalaman yang aman dan menyenangkan.
-AYA-
Komentar
Posting Komentar