GELAR BAGI SI ANAK HILANG

Desember 2010, merupakan bulan yang penuh dengan hiruk pikuk akan olahraga di UGM. Ajang tournament tiap tahunan Psycology Cup menjadi ajang yang menguras emosi dan tenaga di awal desember. Mengirimkan 2 team yaitu basket dan futsal, fakultas kehutanan tak mampu berbuat banyak pada pertandingan basket. Namun, keadaan berbalik pada team futsal kehutanan.

Team futsal kehutanan (GCF) yang selama kurang lebih 3 tahun belakangan bisa dibilang “mati” dari perfutsalan dan persepakbolaan di UGM kembali mengeluarkan rimbanya. Psycology cup dilibas dan meraih juara 1 di akhir tahun 2010. Mengalahkan team ekonomi, hukum dan diakhiri teknik sebagai musuh bebuyutan di final cukup membawa team yang baru terbentuk di akhir tahun 2009 ini membawa pulang piala pertamanya. Sebuah awal yang baik, dimana di pertengahan 2010, GCF hanya mampu menjadi runner up pada BEM KM CUP. Sebuah prestasi yang menggembirakan bagi saya sebagai seorang captain team dapat membawa team menjadi juara, walau di partai final saat melawan teknik merupakan partai dengan sarat emosi yang sangat tinggi. Kita dipaksa bermain tanpa supporter dan harus tertinggal terlebih dulu sebelum akhirnya membalik kedudukan menjadi 2-1.

Kegembiraan tidak berakhir pada ajang itu saja, berselang seminggu PORMAGAMA 2010 digelar di Gelanggang mahasiswa UGM, walau team sedikit terpincang-pincang dari babak awal dan harus menyudahi pertandingan dengan adu penalty melawan Fisipol. Akhirnya GCF mampu berhadapan kembali dengan teknik pada laga final di akhir bulan desember. Kembali, lagi-lagi kita tertinggal 0-1 pada babak pertama. Namun, berkat dukungan serta dorongan antusias supporter KAPAK RIMBA yang memenuhi Gelanggang mahasiswa akhirnya kita mampu memaksa pertandingan diakhiri dengan tendangan adu penalty. Dan kita pun menang 4-3 pada laga tersebut. Lagi-lagi kita mampu menunjukkan kelas kita dalam ajang PORMAGAMA setelah sekian lama fakultas kehutanan di black list dan tidak bisa berpartisipasi dalam ajang ini.

2 juara di tingkat UGM membuat fakultas kehutanan kembali ke dalam performa terbaiknya dan diperhitungkan oleh fakultas-fakultas UGM. “Kembalinya si Anak Hilang”, semoga pada ajang-ajang selanjutnya pun kehutanan tidak akan kehilangan rimbanya lagi. Tahun 2011, belum ada juara yang dapat diraih oleh kehutanan. Pensiunnya pemain-pemain senior dan bermunculannya pemain-pemain junior menjadi pisau bermata dua bagi GCF, semoga sang senior dapat mengajarkan hal-hal positif kepada junior-juniornya yang akan menjadi penerus GCF di masa yang akan datang.

“ Jangan pernah berhenti dan takut untuk bermimpi”, setidaknya itu yang dapat saya ucapkan kepada semua penerus generasi muda GCF. Semua berhak membela team Putih Hijau kebanggaan fakultas kehutanan. Tetap terus berlatih dan terus semangat, harapan baru ada pada kalian semua. Jangan pernah sia-siakan jerih payah kami untuk mengembalikan kejayaan kehutanan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Stadion Ikonik di Belanda yang menjadi saksi kehebatan Patrick Kluivert

Awas Level Extreme!! Ini rahasia menghindari kepadatan KRL Jabodetabek

Mimpi yang belum usai, Indonesia dan Perjuangan Menuju Piala Dunia!!